Social Icons

Pengingat Terbaik




“Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu.Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,  sungguh, dia memperoleh kemenangan. Dan sesungguhnya kehidupan  dunia  hanyalah  kehidupan  yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran: 185)
Saudaraku yang budiman, hidup kita di dunia ini hanya sementara. Sesaat dan sebentar. Kita datang ke dunia dengan segala perlengkapan lahir batin. Batin yang terdiri dari ruh dan jiwa. Hati dan rasa. Sementara lahir terdiri dari unsur tanah duniawi. Ia akan lebur kembali ke asalnya.
Sementara jiwa kita akan mempertanggungjawabkan atas segala apa yang telah kita kerjakan lahir batin selama kita hidup di dunia. Kita mendapatkan balasan yang sesuai dengan apa yang telah kita kerjakan, tidak kurang dan tidak lebih. Mendapatkan balasan surga atau neraka.
Kita akan merasakan kematian yang kebanyakan orang terus lari daripadanya. Kematian itu pasti datang dengan penuh kerahasiaannya (tempat, waktu, dan cara). Tergantung dengan apa kematian itu datang kepada kita dengan caranya sendiri. Gambaran kematian adalah bahwa kematian itu datang dengan begitu pedih dan mengerikan bagi orang-orang yang buruk amal perbuatannya. Namun kematian itu akan datang kepada kita dengan penuh kelembutan jika amal perbuatan kita selama ini baik.
Dalam pesannya Rasulullah saw. menyampaikan bahwa beliau merasa khawatir bahwa anak adam akan mengalami perasaan takut mati dan cinta dunia. Perlu kita ingat bahwa perasaan takut mati hanya ada pada hati dan angan orang-orang yang hidupnya penuh dengan dosa dan perasaan cintanya kepada dunia. Bagi orang mukmin tidaklah pantas mempunyai perasaan yang demikian. Karena bagi setiap mukmin ketika kematian itu datang, justru kematian itu menjadi rahmat dan sebuah langkah awal ia dalam perjalanannya menemui Allah. Allah yang selama ini Mengasihi dan Menyayangi, Memberikan semua yang dibutuhkan sang hamba. Yaitu sebuah perjalanan hamba menemui Sang Kekasih.
Marilah ssahabatku yang budiman kita bersama-sama mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya kematian. Karena sewaktu-waktu kematian bisa datang kepada kita. Janganlah sampai kita menunda sebuah amal kebaikan, mari segera kita kerjakan. Jangan biarkan diri kita terus mengotori jiwa kita dengan perbuatan dosa, prasangka dan pikiran buruk terhadap sesama, menuruti hawa nafsu, amarah dan segala keburukan lahir batin. Kerjakanlah perbuatan yang baik, amal yang baik, dan memberilah yang terbaik. Karena semua itu akan kembali kepada diri kita sendiri baik saat kita masih hidup ataupun saat kematian itu datang menghampiri kita.
Ingatlah bahwa kita akan menempuh sebuah jalan yang jauh, panjang, dan berat. Sementara bekal kita masih belum cukup untuk menempuh perjalanan itu. Jalan menuju kampung akhirat yang kekal abadi.
Mari belajar untuk menata hati bahwa sesungguhnya dunia ini hanyalah kehidupan dan kesenangan yang menipu. Kesenangan dan kenikmatan yang kita rasakan ini hanyalah semu dan sesaat, tidak nyata. Semua yang tampak hanyalah bayangan, seperti halnya bayang-bayang tubuh kita saat terkena sinar matahari. Bayang-bayang kita ada namun hakikatnya ia tidak ada dan tidak pernah ada. Seperti halnya fatamurgana, ia ada bagai ombak air ditengah padang yang panas, namun sesungguhnya ia tida ada. Itulah dunia dengan segala perhiasan dan tipu dayanya.
Sahabatku yang budiman, sering kita tidak menyadari bahwa kehidupan dunia yang fana ini selalu mendorong kita untuk memilikinya, mencintai dan menghamba kepadanya. Merasa takut kehilangan semua yang sudah kita miliki dan terus mengejar angan-angan kosong tanpa ujung dan kepuasan. Terkadang kita menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkannya. Tidak memperdulikan bagaimana perasaan saudara kita, bahkan kita juga tidak sadar bahwa kita telah berbuat dzalim pada saudara kita. Menyibukkan dan menghabiskan waktu dengan urusan duniawi sehingga melalaikan tugas kita sebagai hamba hakiki. Melupakan ritual dzikir karena kesibukan diri dan urusan duniawi. Terasa sulit memang, namun kita harus terus belajar meningkatkan kualitas keimanan dan amal kita sebelum kematian itu datang menjemput kita.
Semua yang kita miliki hanya bersifat ujian atas keimanan kita. Tujuan Allah untuk mengukur sejauhmana kemampuan kita dalam menyikapi masalah-masalah duniawi, supaya kita tetap tegar dalam menjalankan tugas kehambaan sebagai pemimpin dunia ini.
Sabahatku yang budiman, ingatlah bahwa kita semua akan meninggalkan dunia ini. Meninggalkan anak istri, harta dan kedudukan yang selama ini kita kumpulkan dan diperebutkan. Kewibawaan dan kehormatan yang senantiasa kita jaga. Prestasi, ilmu dan kemampuan diri yang terus kita agung-agungkan dan banggakan. Semuanya akan kita tinggalkan dengan datangnya kematian. Tinggal kita mempertangunggjawabkan semuanya.
Kita tinggal sendiri dalam gelapnya kubur, sempitnya ruang berbaring. Sendiri meninggalkan anak istri dan keluarga. Semuanya kita tinggalkan. Hanya amal diri teman kita. Hanya amal saleh yang akan menjadi penerang dalam kubur kita. Semoga kita semua mempunyai akhir yang khusnul khatimah, aamiin.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

'

Sample Text

 
Blogger Templates