Korupsi menjadi
masalah yang pelik di negeri tercinta ini. Begitu sulitnya korupsi dihilangkan
dari semua elemen bangsa ini. Seolah-olah korupsi menjadi masalah yang besar
yang sulit untuk dihilangkan. Sekarang korupsi dilakukan dengan
terang-terangan, hilanglah sudah rasa malu dan takut kalau tindakannya
diketahui oleh khalayak masyarakat. Terkadang para pejabat negeri ini bangga
telah tertangkap tangan melakukan tindakan korupsi. Mental menjadi masalah utama
dari permasalahan ini. Tak luput intitusi hukumpun menjadi sasaran ganasnya
mental korupsi. Kenapa para petinggi negeri ini seakan tidak jera dengan
kasus-kasus korupsi yang telah terungkap oleh Komisi Pemerantasan Korupsi?
Seakan mereka syahdu asyik menikmati harta hasil korupsi dengan mobil mewah,
rumah tanah yang banyak, istri cantik dan banyak, subhanallah.
Rasanya semua masyarakat
sepakat dengan pendapat bahwa hukuman kepada para koruptor di negeri ini memang
tidak membuat jera mereka. Mungkin para koruptor menghitung-hitung dengan
matematika sikap korupsinya yang masih sangat diuntungkan. Buat saja
perumpamaan jika seorang korupsi uang senilai 5 milyar hanya diganjar hukuman 5
tahun penjara dan denda 500 juta, pastinya si koruptor merasa masih sangat
untung. Dipenjara dengan segala fasilitas bagai hotel bintang lima dan
sewaktu-waktu bisa pergi jalan-jalan dan kembali lagi ke kamar tahanan yang
serba mewah. Ironis dan lucu memang kondisi hukum di negeri ini. Jika hukuman
bagi para koruptor tidak tegas dan membuat jera, sudah bisa dipastikan bahwa
mental korupsi di negeri tercinta ini tidak bisa dihilangkan.
Lepas dari sudut
pandang manapun harusnya kita banyak belajar kepada Cina dan Hongkong untuk
masalah pemberantasan korupsi. Prestasi negara terkorup nomor satu di Asia pernah
disandang oleh Hongkong, namun dengan beberapa tahun saja Hongkong telah berhasil
menjadi negara terbersih dari korupsi di Asia. Hongkong melakukan penggantian
total kepada seluruh pejabat yang melakukan korupsi, misalnya di lembaga hukum.
Ternyata kebijakan pemerintah Hongkong sangat efektif sehingga pemerintahan
bisa berjalan dengan baik, transparan dan bersih.
Begitu pula Cina.
Pemerintah Cina memberikan hukuman yang tegas kepada para koruptor berupa
pemecatan dan mengembalikan seluruh harta kekayaan hasil korupsinya kepada
pemerintah, ditambah denda. Hukuman matipun pernah dilakukan Cina kepada
koruptor. Sehingga para pejabat pemerintahan Cina begitu hati-hati dan bersih
dalam menjalankan tugasnya.
Di Cina, para
penjabat yang bergaya hidup mewah dan itu diluar kewajaran penghasilannya
sebagai seorang pejabat pun tidak lepas dari pengawasan pemerintah. Jika ada
pejabat yang melakukan hal demikian, maka pemerintah langsung memberikan
peringatan dan audit kekayaan. Jika terbukti melakukan korupsi, maka sanksi
tegaspun diberikan. Anda bisa bandingkan dengan para pejabat kita.
Terkadang kita
banyak pertimbangan dalam menjalankan hukuman yang tegas sehingga para koruptor
seakan-akan melecehkan pemerintah. Sehingga kasus besar yang baru saja terjadi,
mahkamah hukum tertinggipun tidak luput dari jeratan mental korup. Terus kepada
siapa lagi rakyat harus menaruh kepercayaannya?
Kalau kita mau
merenung dan membandingkan antara kasus teroris dan korupsi, sebenarnya hal ini
lebih berat masalah korupsi. Jika teroris hanya merugikan beberapa pihak saja
sedangkan korupsi merugikan seluruh rakyat Indonesia. Imam Samudra cs. diberikan
ganjaran berupa hukuman mati, selanjutnya bagamaimana dengan para koruptor?
Ironis memang kebijakan hukum di negeri kita ini.
Minimal hukum kita
melakukan hukuman potong jari dan sanksi hukuman mental seperti negara-negara
lain. Walaupun lebih pantas mereka dihukum dengan hukuman mati. Sifat hukuman
hakikatnya untuk memberikan efek jera kepada para pelaku kejahatan. Bukan
sebaliknya, membuat candu dan ketagihan untuk mengulang-ulang kesalahan yang
sama. Seluruh rakyat sepakat bahwa para koruptor diberikan hukuman yang tegas
dan berat. Jika semua rakyat sudah sepakat, terus petinggi negeri ini berpihak
kepada siapa? Apakah HAM menjadi dalil untuk memberikan hukuman? Bagaimana
dengan para teroris yang telah dihukum mati? Lucu dan aneh memang.
Negeri yang terkenal
kaya, semua bangsa memuji kita, kagum dengan kekayaan alam dan kesantunan serta
sikap ramah rakyatnya, namun sayang bahwa negeri kita ini ibarat ayam yang mati
kelaparan di lumbung padi. Malulah kita seharusnya dengan negara luar, Cina
yang dikenal negara komunis dan juga Hongkong malah menjadi tauladan dalam
masalah pemberantasan korupsi. Dengan dalih apalagi kita untuk tidak belajar
kepada mereka? Apakah kita hanya puas bermain data bahwa kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan? Padahal
masih banyak rakyat kita yang hidup jauh dari kata layak, mereka hidup dengan segala
kekurangan. Fasilitas pendidikan dan kesehatan yang masih sangat kurang di
daerah-daerah pelosok. Bagaimana para petinggi negeri ini
mempertanggungjawabkan sumpahnya atas kitab suci dan Tuhannya?
Cukuplah sudah
diskusi dan berdebat kusir tanpa ujung. Waktunya menjalankan amanah dengan
baik. Konsepnya sederhana, yang terpenting menjalankan tugas masing-masing
dengan baik, menghilangkan sikap rakus. Berpikirlah bahwa rakyat hanya butuh
wujud nyata dari kinerja anda wahai pemimpin negeri. Bukan janji dan omong
kosong tanpa henti. Bekerjalah tanpa henti untuk kesejahteraan rakyat negeri
ini.

SELAMAT ANDA MENDAPATKAN UNDANGAN RESMI DARI SUMOQQ.ORG Kunjungi skrg Live Chat nya u/Info lbh Lanjut,Dan Dapatkan Jutaan Rupiah Dengan Cuma-Cuma BBM : D8ACD825
BalasHapus