Seperti halnya yang dikatakan oleh Robert T. Kiyosaki bahwa ayah kayanya mempunyai banyak definisi untuk "kecerdasan finansial", seperti misalnya "kemampuan mengubah uang kontan atau kerja menjadi aset yang memberi cash flow. Tapi salah satu definisi yang paling disukai adalah, "siapa yang lebih pandai? Kau atau uangmu?"
Bagi ayah kaya, menghabiskan hidup dengan bekerja keras mencari uang hanya untuk menghabiskannya dalam sekejap bukanlah tanda kecerdasan yang tinggi. Anda mungkin perlu melihat lagi pola cash flow orang miskin, orang kelas menengah, dan orang kaya. Ingatlah bahwa orang kaya memusatkan upayanya dalam perolehan aset, bukan dengan kerja lebih keras.
Karena tidak adanya kecerdasan finansial, banyak orang berpendidikan menempatkan diri mereka sendiri dalam posisi yang mempunyai resiko finansial tinggi.
Ayah kaya menyebutnya, "Garis merah finansial", yang berarti jumlah pemasukan dan pengeluaran nyaris sama setiap bulan. Mereka adalah orang-orang yang sekuat tenaga mempertahankan keamanaan pekerjaan, yang tidak bisa berubah ketika perekonomian berubah, dan yang sering menghancurkan kesehatan mereka dengan stres serta rasa cemas. Dan seringnya mereka juga merupakan orang-orang yang mengatakan, "Bisnis dan investasi beresiko".
Menurut pendapat saya (R.T. Kiyosaki), bisnis dan investasi tidak berisiko. Yang berisiko adalah tidak mempunyai pengetahuan. Seperti juga memperoleh informasi yang salah adalah berisiko dan mengandalkan "pekerjaan yang aman dan menjamin" adalah risiko terbesar yang bisa diambil siapapun. Membeli aset tidak berisiko. Yang berisiko adalah membeli liabilitas (hutang/berhutang untuk pengadaan barang) yang dinyatakan sebagai aset.
Mengurus bisnis anda sendiri tidak berisiko. Yang berisiko adalah mengurus bisnis orang lain dan lebih dulu membayar mereka sebelum membayar diri anda sendiri. (Cash Flow Quadrant;286)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar