Social Icons

Manusia Akan Pulang Ke Kampung Halamannya (2 Habis)

Jalan untuk mengompromikan hadits-hadits ini adalah dengan mengatakan bahwa barang siapa merenungi sesuatu perkara dan mencari penyebabnya di akan mendapati setiap bagian mempunyai bagian-bagian sendiri dan dia juga mendapati setiap satu bagian itu menjadi penyebab kepada berbagai perkara lain. Renungan yang s Pengetahuan yang sebenarnya adalah tauhid yang menjadi media orang arif untuk mencapai Tuhan yang dikenalnya dan dicintainya. Hasilnya adalah terbang dengan sayap kerohanian menuju alam kedekatan (al-qurbah). Jika ahli ibadah ke surga dengan berjalan, maka orang arif ke surga dengan terbang menuju ke dekat Tuhannya.

Seorang penyair sufi mengatakan; Hati para pecinta memiliki mata Yang melihat apa yang tak dilihat oleh mata biasa Dengan sayap ia terbang tanpa bulu Menuju malakut Tuhan alam semesta Penerbangan ini terjadi di dalam alam kerohanian orang arif. Para 'arif billah mendapat penghormatan dipanggil insan sejati, menjadi kekasih Allah, sahabat-Nya yang akrab, pengantin-Nya. Abu Yazid al-Bistami berkata, "Para pemegang makrifat adalah pengantin Allah swt.". Hanya pemilik-pemilik pengantin yang pengasih yang mengenali mereka secara dekat dan mesra.

Orang-orang arif yang menjadi sahabat akrab Allah, walaupun sangat cantik, tetapi ditutupi oleh keadaan luaran yang sangat sederhana, maka menjadilah ia seperti manusia biasa. Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsi: "Para sabahat-Ku tersembunyi di bawah kubah-Ku. Tiada yang mengenalinya kecuali Aku." Kubah yang bagian bawahnya digunakan Allah untuk menyembunyikan sahabat-sahabat akrab-Nya adalah keadaan mereka yang tidak terkenal, rupa yang bersahaja, dan sederhana dalam segala hal. Bila melihat kepada pengantin yang ditutupi oleh tabir perkawinan, apakah yang dapat dilihat kecuali tabir itu?

Yahya bin Muadz ar-Razi mengatakan: "Para kekasih Allah adalah air wangi Allah di dalam dunia. Tetapi hanya orang-orang beriman yang benar dan jujur saja yang dapat menciumnya." Mereka mencium keharuman baunya lalu mereka mengikuti bau itu. Keharuman itu mewujudkan kerinduan terhadap Allah dalam hati mereka. Masing-masing dengan cara tersendiri mempercepatkan langkahnya, menambahkan usaha dan ketaatannya. Tingkat keriduannya, keinginannya dan kelajuan perjalannya bergantung kepada berapa ringan beban yang dibawanya, sejauh mana dia telah melepaskan diri jasmani dan keduniaannya. Semakin banyak seseorang itu menanggalkan pakaian dunia yang kasar ini, maka semakin dia merasakan kehangatan. Penciptanya dan semakin hampirlah kepada permukaan akan muncul diri rohaninya. Kedekatan dengan yang sebenarnya (hakikat) bergantung kepada sejauh mana seorang itu melepaskan jasmani dan keduniaan yang menipu daya. Penanggalan aspek yang berbagai macam pada diri membawa seseorang dekat dengan satu-satunya kebenaran.

Orang yang akrab dengan Allah adalah orang yang telah membawa dirinya kepada keadaan kekosongan. Hanya selepas itu barulah dia dapat melihat kewujudan yang sebenarnya (hakikat). Tidak ada lagi kehendak pada dirinya untuk dia membuat sembarang pilihan. Tidak lagi ada 'aku' yang tinggal kecuali wujud satu-satunya, yaitu yang sebenarnya (hakikat). Walaupun berbagai kekeramatan yang muncul melalui dirinya sebagai pembuktian kedudukannya, dia sama sekali tidak ada urusannya dengan semua itu. Di dalam suasananya tidak ada lagi pembukaan terhadap rahasia-rahasia, karena membuka rahasia Illahi adalah kekufuran. Disebutkan dalam kitab "al-Mirshad", "Seluruh pemilik karamah terhijab, dan karamah laksana haid bagi pria. Seorang wali memiliki 1000 maqam, yang pertama adalah pintu kekeramatan. Mereka yang dapat melintasi pintu itu akan mencapai peringkat-peringkat lain yang lebih tinggi. Jika tidak, maka mereka tidak akan sampai kemana-mana.
(Syaikh "Abdul Qadir al-Jailani "Rahasia Segala Rahasia Intisari Pemikiran Sufistik" Penterjemah: Muchlisin Nawawi. Fatiha Media, Yogyakarta, 2014, hal. 3-4,)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

'

Sample Text

 
Blogger Templates